APPKSI – Ketua Konsorsium Lembaga Survei Indonesia (KKLPSI), Arief Poyuono, menggelar konferensi pers pada Senin, 19 Februari 2024, untuk menyampaikan hasil penelitian dari sembilan lembaga survei dalam konsorsium.
Dalam konferensi pers tersebut, Arief dengan tegas menyatakan bahwa Pilpres 2024 tidak mengalami kecurangan.
Menurut Arief, hasil penelitian dari sembilan lembaga survei, antara lain Indonesia Network Election Survey (INES), Timur Barat Research Center (TBRC), dan Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil quick count dan hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kami menyatakan tidak ada kecurangan karena memang hasil penelitian kami angka tidak berbeda jauh dari hasil quick count dan hasil resmi dari KPU kami yakin juga tidak akan berbeda jauh, mungkin hanya selisih di margin error saja,” terang Arief.
Dalam konferensi pers tersebut, Arief juga memperkenalkan perwakilan dari masing-masing lembaga survei yang terlibat dalam konsorsium. Mereka, seperti Direktur Executive LPMM yang juga menjabat sebagai sekretaris konsorsium, Alamsyah Wijaya, Johanes Romeo dari TBRC, Yudi Darmawan dari DSI, Togu Lubis dari LKPI, dan Andri Gunawan dari INES, turut hadir untuk memberikan gambaran tentang metode survei yang digunakan oleh masing-masing lembaga.
Direktur Executive INES, Andri Gunawan, mengakui bahwa INES mendapatkan dana dari Amerika Serikat. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini tidak mempengaruhi independensi lembaga tersebut. “Ya, untuk survei kami (INES) mendapat dana dari Amerika Serikat,” kata Andri.
Arief Poyuono juga mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh berita-berita hoaks atau yang meresahkan. Dia menekankan perlunya menunggu hasil resmi dari KPU. Dalam penjelasan lebih lanjut, Arief mengatakan bahwa melihat trend yang terus menaik membuktikan bahwa hasil Pilpres 2024 tidak mengalami kecurangan.
Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Kaltim, Budiman, juga menegaskan bahwa hasil survei dari sembilan lembaga survei tidak bisa dianggap melakukan kecurangan dalam Pilpres 2024. Menurutnya, lembaga survei melakukan survei berdasarkan data lapangan dan sampel yang jelas.
“Pihak paslon yang tidak terima terkait hasil quick count dan hasil survei soal kemenangan tidak bisa serta merta menyalahkan lembaga survei yang menuding adanya kecurangan Pilpres 2024,” ujar Budiman kepada awak media.
Budiman menilai bahwa hasil survei tidak bisa dibenarkan sebagai kecurangan, karena keputusan akhir tetap ada di tangan KPU. “Apapun hasil survei soal Pilpres 2024, semua keputusannya ada di tangan KPU,” tambahnya.
Hasil Penelitian dari 9 Lembaga Survei :
- INES (Indonesia Network Election Survey): 58.1 persen.
- TBRC (Timur Barat Research Center): 51.4 persen.
- LKPI (Lembaga Kajian Pemilu Indonesia): 52.7 persen.
- PSI (Panel Survei Indonesia): 53.3 persen.
- CNN (Citra Network Nasional): 54.1 persen.
- LSI (Laboratorium Suara Indonesia): 57.6 persen.
- DSI (Dinamika Survei Indonesia): 52.1 persen.
- IDM (Indonesia Development Monitoring): 57.1 persen.
- LPMM (Lembaga Penelitian Masyarakat Milenial): 55.7 persen.