APPKSI (Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia) – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan risiko korupsi mudah terjadi pada saat krisis, tak terkecuali saat pandemi COVID-19. Menurut Airlangga ketidakpastian iklim keuangan salah satu faktor rawannya terjadi korupsi saat krisis.
Ditambah fokus perusahaan atau pemerintahan beralih ke risiko dan penanganan krisis.
“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa risiko penyelewengan korupsi dalam tata kelola perusahaan sering terjadi di masa krisis. Risiko pencucian uang, pendanaan terorisme, kejahatan dunia maya dan banyak lainnya,” kata Airlangga dalam B20-G20 Dialogue: Integrity and Compliance Task Force, Kamis (18/8/2022).
Faktor ini sangat penting bagi perusahaan atau pemerintahan untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
“Indonesia meyakini upaya kolektif dan sinergi semua pemangku kepentingan dalam melawan praktik korupsi dan menciptakan respons pandemi yang transparan, efektif, dan adil dalam jangka panjang,” imbuhnya.
Airlangga menambahkan sederet keberhasilan Indonesia yang dicapai di tengah masa sulit ini. Meski dihantam pandemi COVID-19 hingga adanya perang Rusia-Ukraina, pada kuartal II-2022 Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44% (yoy).
“Indonesia dalam tekanan inflasi juga masih terkendali dengan langkah kebijakan pemerintah untuk menjaga harga energi domestik dengan subsidi penuh dari APBN,” ujarnya.
“Prospek pemulihan ekonomi di indonesia memberikan optimisme bagi investor asing,” tambahnya.