APPKSI – Pekan ini, harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange menunjukkan penguatan tipis dalam perdagangan sesi awal jelang akhir pekan. Pada Jumat (21/7/2023), harga CPO terpantau menguat 0,02% menjadi MYR 4.047 per ton pada pukul 08:00 WIB.
Penguatan ini merupakan kelanjutan dari kenaikan yang signifikan pada perdagangan sebelumnya. Melihat trennya, harga CPO telah mencapai level tertinggi sejak 16 Maret 2023 dengan mencapai 3.400.
Pada perdagangan Kamis (20/7/2023), harga CPO bahkan melesat 3,88% menjadi MYR 4.046 per ton. Dalam waktu 3 hari perdagangan, harga CPO telah mengalami kenaikan sebesar 4,25%, dan secara bulanan harganya naik sebanyak 6,78%. Namun, perlu dicatat bahwa secara tahunan, harga CPO masih mengalami koreksi sebesar 3,07%.
Penyebab utama dari kenaikan harga CPO ini adalah penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Aksi ini telah meningkatkan kekhawatiran atas pasokan minyak nabati dari wilayah tersebut, dan dampaknya turut dirasakan dalam pasar minyak kelapa sawit.
Kontrak acuan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange berhasil mencapai level tertinggi sejak 15 Maret dengan naik 152 ringgit atau 3,9% menjadi 4.047 ringgit ($891,41) per metrik ton.
Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, menyatakan bahwa kontrak ini mengikuti tren bullish di pasar yang bersaing, terutama karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang mempengaruhi pasar minyak nabati secara keseluruhan. Faktor-faktor ini telah mempengaruhi harga komoditas lainnya seperti kedelai Chicago dan minyak kedelai, ICE Canola, dan rapeseed berjangka Euronext yang juga melonjak tajam.
Harga minyak kelapa sawit juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait, karena komoditas ini bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di sektor minyak nabati global. Pergerakan harga kontrak soyoil teraktif Dalian naik 1,7%, dan kontrak minyak sawit juga mengalami kenaikan sebesar 1,7%. Di pasar lain, harga Soyoil di Chicago Board of Trade naik 1,1%.
Perkembangan ini juga berdampak pada industri minyak nabati lainnya, seperti minyak bunga matahari India yang kemungkinan akan mengalami penurunan impor dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini disebabkan oleh ketidakkompetitifan harga minyak bunga matahari India terhadap minyak saingan akibat kenaikan harga setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
Berdasarkan data cargo surveyor Intertek Testing Services, ekspor minyak sawit Malaysia selama 1-20 Juli naik 19% dari bulan sebelumnya. Selain itu, Surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia, melaporkan kenaikan ekspor dari produsen terbesar kedua dunia sebesar 10,1% selama periode yang sama.
Demikianlah perkembangan terkini harga minyak kelapa sawit di Bursa Malaysia Exchange, yang mengalami penguatan tipis akibat penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Pergerakan harga ini tidak hanya mempengaruhi pasar minyak nabati secara keseluruhan, tetapi juga berdampak pada industri minyak nabati lainnya seperti minyak bunga matahari India.