APPKSI – Pemerintah Indonesia terus berupaya memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki negara ini dengan mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi dengan fokus pada peningkatan materi praktek dalam kurikulum vokasi. Untuk mencapai hal tersebut, program magang di dalam negeri telah dijalankan, namun masih terkendala oleh keterbatasan tempat magang baik dalam jumlah maupun kesesuaian dengan kebutuhan.
Namun, dengan adanya fenomena aging population atau peningkatan jumlah penduduk lanjut usia di banyak negara saat ini, terdapat peluang untuk meningkatkan kebutuhan akan tenaga kerja muda dari luar negeri. Salah satu negara yang menghadapi situasi ini adalah Hungaria, dengan jumlah penduduk lanjut usia mencapai 20% dari total populasi.
Mengenali peluang kolaborasi yang dapat dijalin, Pemerintah Indonesia melalui KADIN (Kamar Dagang dan Industri) bekerja sama dengan Markija Berdaya telah mengembangkan model bisnis baru untuk mengirimkan mahasiswa dari Politeknik dan Sekolah Vokasi untuk melakukan magang selama 1-2 tahun di negara-negara industri, dengan Hungaria sebagai contoh awal.
“Program ini menjadi salah satu prototyping yang akan terus dimonitor. Artinya, Pemerintah akan memantau keberhasilan adik-adik mahasiswa di Hungaria. Tentu kami akan terus memantau setelah mereka pulang juga. Setelah pulang, mereka akan memperkuat industri di dalam negeri dan mendapatkan semangat serta etos kerja di Hungaria, salah satu negara yang maju dari segi industri,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat melepas keberangkatan 30 mahasiswa Indonesia ke Hungaria untuk melakukan magang di Continental, perusahaan manufaktur ABS nomor 2 terbesar di dunia yang beroperasi di 58 negara, pada Senin (12/06).
Dalam program magang ini, peserta magang akan mendapatkan transfer kredit sebesar 20 SKS setiap semester sesuai dengan standar magang yang direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berdasarkan usulan KADIN Indonesia. Selain itu, peserta magang juga akan mendapatkan uang saku dan fasilitas seperti akomodasi dan asuransi sesuai dengan standar di negara tujuan.
Program magang internasional ini telah dimulai sejak tahun 2022, dan Indonesia telah mengirimkan 616 mahasiswa dari 60 Politeknik di seluruh Indonesia untuk mengikuti pemagangan pada 32 industri di Hungaria. Saat ini, terdapat sekitar 800 mahasiswa lainnya yang sedang dala proses persiapan pemberangkatan. Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan program ini ke negara-negara industri maju lainnya di masa depan.
Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan rasa bangganya kepada para peserta magang yang berkesempatan untuk meningkatkan keahlian di luar negeri. Beliau berharap agar para peserta magang dapat menimba ilmu sebanyak mungkin dan mengaplikasikannya secara optimal saat kembali ke tanah air.
“Tentu saya berpesan, manfaatkan kesempatan ini agar dapat memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Jangan ragu untuk belajar dan meminta pekerjaan yang praktikal dan dapat dipelajari. Dan jangan lupa untuk terus bertanya,” tutup Menko Airlangga.
Dalam acara tersebut, juga hadir Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia, Direktur Markija Berdaya, dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemenko Perekonomian. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara Indonesia dan Hungaria serta membuka peluang kerjasama lebih lanjut di bidang pendidikan dan industri.
Dengan pengembangan program magang internasional ini, Pemerintah Indonesia berharap dapat memanfaatkan peluang kolaborasi dengan negara-negara industri maju untuk meningkatkan kualitas SDM, mengembangkan keahlian, dan memperkuat industri di dalam negeri. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para peserta magang serta kontribusi positif dalam pembangunan ekonomi Indonesia.