APPKSI (Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia) – Pemerintah optimistis inflasi tetap terkendali di tengah tantangan disrupsi rantai pasok global maupun kenaikan harga komoditas. Sinergi yang tepat antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci sukses pengendalian inflasi.
“Komunikasi efektif, pemerintah pusat dan daerah secara intensif melakukan komunikasi kebijakan untuk menjaga ekspektasi masyarakat, dengan cara terus menyampaikan berbagai upaya yang telah ditempuh untuk menjaga ketersediaan bahan pangan, komunikasi belanja bijak dan tidak panic buying,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pidato pembukaan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2022 dengan tema Sinergi Untuk Stabilisasi Harga dan Ketahanan Pangan Nasional, Kamis (18/8/2022).
Menurutnya, Tim Pengendalia Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Derah (TPID) akan terus melakukan berbagai program kebijakan yang adaftif dan inovatif sebagai upaya menjaga stabilisasi harga dan mewujudkan ketahanan pangan nasional dalam rangka mengakselerasi pemulihan ekonomi yang semakin kuat untuk ke depannya.
Sejauh ini, TPIP dan TPID telah melaksanakan berbagai program kebijakan dalam kerangka 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan menjaga daya beli masyarakat. Terkait keterjangkauan harga sekaligus menjaga daya beli masyarakat, pemerintah telah memberikan stimulus ekonomi berupa penyaluran bansos baik dari APBN maupun APBD serta pemberian subsidi untuk komoditas energi.
Selanjutnya dalam menjaga ketersediaan pasokan, antara lain dilakukan dengan menjaga Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog di level 1 – 1,5 juta ton. Sementara terkait dalam upaya peningkatan produktivitas maupun penguatan kelembagaan, fasilitasi akses pembiayaan dilakukan melalui KUR Sektor Pertanian dan pemanfaatan Sistem Resi Gudang.
Tak berhenti di situ, Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dioptimalkan dengan mempercepat dan mempermudah penyalurannya termasuk menyesuaikan dengan karakteristik usaha pertanian, serta didukung pula dengan pendampingan yang intensif kepada pelaku usaha pertanian.
“Target pembiayaan KUR sektor pertanian pada tahun 2022 sebesar Rp 90 triliun, meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 70 triliun,” ungkapnya.Sementara untuk menjaga kelancaran distribusi, salah satu program strategis yang terus diupayakan oleh daerah yakni Kerjasama Antar Daerah (KAD).
Berdasarkan laproan, jumlah KAD ini terus meningkat di mana pada tahun 2021 terdapat 93 KAD dan menjadi 111 pada tahun triwulan 1 2022.Selain itu, pencapaian ini juga salah satu hasil dari sinergi yang kuat antara Pemerintah Pusat, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah dalam wadah TPIP-TPID dalam melakukan extra effort implementasi berbagai program kebijakan pengendalian inflasi.
Airlangga menyampaikan apresiasi atas segenap upaya seluruh pihak baik pimpinan kementerian/lembaga maupun kepala daerah tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota dalam menjaga stabilisasi harga sampai dengan saat ini.
“Kita patut bersyukur, ditengah peningkatan inflasi berbagai negara, sebagaimana juga disampaikan Bapak Presiden sebelumnya bahwa Inflasi Indonesia cukup terkendali. Terkendalinya inflasi kita saat ini salah satunya karena langkah kebijakan APBN mempertahankan harga energi domestik (shock absorber),” ungkap Airlangga.